- Dianjurkan berpindah tempat dari shalat fardhu. (Bukhari, Muslim).
- Di antara setiap adzan dan iqamat, pada shalat lima waktu ada sunnahnya. Minimal dua rakaat shalat sunnah. (Bukhari, Muslim).
- Setelah shalat wajib, sebaiknya jangan langsung shalat sunnah, disunnahkan agar diselingi dahulu dengan dzikir atau ke luar masjid. (Muslim).
- Sebaik-baik tempat untuk shalat sunnah adalah di rumah, dan sebaik-baik tempat untuk shalat wajib adalah di masjid. (Bukhari, Muslim).
- Dianjurkan meringankan/ memendekkan bacaan surat dalam shalat sunnah Rawatib. (Bukhari, Muslim). * Mungkin jamaah sedang menunggu shalat segera dimulai. Memperpanjang bacaan, dikhawatirkan menyusahkan jama’ah yang lain.
- Makruh melaksanakan shalat sunnah jika mendengar iqamat. (Muslim).
- Ada shalat sunnah yang sunnah dilakukan dengan berjamaah, dan ada yang tidak disunnahkan dengan berjamaah. (Nasa’i).
- Shalat sunnah boleh dikerjakan dengan duduk jika udzur. (Muslim, Ahmad). Boleh shalat sunnah tanpa ada niat tertentu (shalat Mutlak), asal jangan dilakukan pada waktu-waktu yang makruh untuk shalat. (Ibnu Majah).
Shalat-Shalat Sunnah Nabi saw.
Shalat Sunnah Fajar
- Shalat sunnah sebelum fajar dua rakaat. Sunnah membaca surat Al-Kafirun di rakaat pertama dan Al-Ikhlas di rakaat kedua. (Muslim).
- Shalat sunnah sebelum Shubuh sebanyak dua rakaat. (Muslim).
- Setelah shalat sunnah qabliyah Shubuh, dianjurkan berdoa:
Artinya: “Ya Allah! Rabb Jibril, dan Israfil, dan Mikail, dan Muhammad saw, aku berlindung kepada-Mu dari api neraka.” Setelah itu membaca doa tiga kali:
Artinya: “Aku Memohon ampun kepada Allah swt; yang tiada ‘Ilah’ kecuali Dia yang maha Hidup, maha Kuat dan aku bertaubat kepada-Mu.” (Ibnu Sunni).
- Jika udzur, tidak dapat shalat qabliyah Shubuh sebelum shalat Shubuh, boleh mengerjakannya setelah shalat Shubuh. (Baihaqi, Ahmad, Ibnu Hibban).
- Nabi saw., diriwayatkan biasa berbaring ke sisi kanan setelah shalat ba’diyah Shubuh. (Bukhari, Muslim).
Shalat Sunnah Zhuhur
- Shalat sunnah sebelum Zhuhur sebanyak empat rakaat dan sesudahnya empat rakaat. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud). * Boleh dua rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya. (Bukhari, Ahmad). Atau empat rakaat sebelumnya dan dua rakaat sesudahnya. (Muslim, Tirmidzi, Ahmad). Dan sunnah membaca ayat Kursi serta ayat akhir surat Al-Baqarah. (Al-Ghazali).
- Apabila udzur boleh mengerjakan shalat qabliyah Zhuhur setelah shalat Zhuhur. (Tirmidzi, Ibnu Majah).
Shalat Sunnah Jum’at
- Shalat sunnah sesudah Jum’at empat rakaat. (Muslim).
- Apabila keadaan sibuk, boleh mengerjakannya dua rakaat. (Ibnu Najjar).
- Boleh dikerjakan dua rakaat di masjid dan dua rakaat di rumah. (Ibnu Hibban).
Shalat Sunnah Ashar
- Shalat sunnah sebelum Ashar sebanyak empat rakaat dengan dua kali salam, yaitu dua rakaat-dua rakaat. (Tirmidzi, Abu Dawud).
- Rasulullah saw. mendoakan rahmat bagi orang yang shalat sunnah sebelum Ashar. (Tirmidzi, Ibnu Hibban).
Shalat Sunnah Maghrib
- Dua rakaat shalat sunnah sebelum Maghrib bagi siapa yang suka. (Bukhari, Muslim, Ibnu Hibban).
- Sunnah membaca surat Al-Kafirun di rakaat pertama qabliyah dan ba’diyah Maghrib dan Al-Ikhlas di rakaat kedua. Dan Nabi saw. biasa shalat sunnah qabliyah Maghrib di rumah. (Tirmidzi, Ibnu Majah).
- Disunnahkan shalat ba’diyah Maghrib dua rakaat. Dan disunnahkan agar dilakukan sebelum berbicara dengan manusia. (Nasa’i).
Shalat Sunnah Isya
- Shalat sunnah sebelum Isya sebanyak dua rakaat dan sesudahnya dua rakaat. (Bukhari, Muslim).
Shalat Sunnah Witir
- Shalat sunnah Witir dengan bilangan ganjil. Satu rakaat, tiga rakaat, lima rakaat, tujuh rakaat, sebelas rakaat, tiga belas rakaat, dan seterusnya. Minimal satu rakaat. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud).
- Boleh shalat sunnah Witir lima atau tujuh rakaat dengan sekali salam. (Ibnu Majah, Nasa’i, Ahmad).
- Shalat Witir dikerjakan pada malam hari. (Muslim, Thabrani). * Boleh dikerjakan di permulaan malam sebelum tidur atau di akhir malam setelah tidur. (Muslim, Ahmad, Ibnu Hibban). Apabila ragu, sebaiknya dikerjakan sebelum tidur, seperti kebiasaan Abu Bakar ra.. Apabila merasa dapat dikerjakan di akhir malam, lebih utama di akhir malam, seperti kebiasaan Umar ra. dan Nabi saw.. (Ahmad, Abu Dawud, Hakim).
- Shalat Witir sangat ditekankan bagi seorang hafizh Alquran. (Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Hakim).
- Dalam shalat Witir boleh mengeraskan suara. (Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi).
- Tidak ada dua kali shalat Witir dalam semalam. (Abu Dawud, Muslim, Nasa’i).
- Dalam shalat Witir biasanya Nabi saw. membaca di rakaat pertama surat Al-Ala, di rakaat kedua Al-Kafirun, dan di rakaat ketiga Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. (Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud).
- Ada shalat sunnah dua rakaat ba’diyah Witir. (Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi).
- Di sujud akhir shalat Witir disunnahkan membaca doa:
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridha-Mu dan murka-Mu dan dengan maaf-Mu dari siksa-Mu. Dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Daku tidak dapat memanjatkan pujian ke atas-Mu, sebagaimana Engkau memuji atas diri-Mu sendiri. (Abu Dawud). * Dan setelah salam membaca:
Tiga kali dengan suara agak dikeraskan. (Nasa’i).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar