- Shalat Istisqa adalah shalat dua rakaat untuk meminta hujan. (Nasa’i).
- Shalat Istisqa hendaknya didahului dengan anjuran agar seluruh lapisan masyarakat bertaubat, bersedekah, berhenti dari perbuatan zhalim, dan berpuasa selama empat hari. (Imam Nawawi).
- Sebaiknya jangan menggunakan perhiasan atau pakaian mewah pada pelaksanaan shalat Istisqa. Sebaliknya dianjurkan agar berpakaian sederhana dan berjalan dengan merendah diri. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i).
- Tata cara shalat Istisqa: Tanpa adzan dan iqamat, Didahului khutbah, Membalikkan selendang. Yang di kanan diletakkan di sebelah kiri dan yang di kiri diletakkan di kanan sambil menghadap kiblat. Berdoa dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi. (Abu Dawud, Hakim, Ahmad, Ibnu Majah).
- Cara lain juga bisa dilakukan, yaitu pada khutbah Jum’at dengan berdoa bersama, tanpa mendirikan shalat khusus unruk Istisqa. (Bukhari, Muslim). * Atau dilakukan tanpa shalat dan juga pada hari Jum’at yaitu dengan berdoa saja. (Ibnu Majah).
- Doa yang sunnah dibaca pada shalat Istisqa:
Artinya: “Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang lebat, menyelamatkan, menyuburkan, menyenangkan, merata manfaatnya, menyeluruh, memuaskan, dan terus berlangsung. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami dan jangan Engkau jadikan kami ini dalam golongan orang-orang yang berputus asa. Ya Allah, seluruh hamba, negeri, ternak, seluruh makhluk sedang menghadapi keletihan, kesukaran, serta kepayahan. Tiada tempat mengadukan ini semua kecuali kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkanlah tanaman kami, keluarkanlah susu perahan kami, hujanilah kami dari berkah langit dan tumbuhkanlah bagi kami berkah dari bumi. Ya Allah, lenyapkanlah kesukaran kami, kelaparan dan kemiskinan, halalkanlah semua bencana dari diri kami, sebab tiada yang dapat menghalaukan semua itu selain-Mu. Ya Allah, kami memohon ampunan-Mu, sebab Engkau adalah Maha Pengampun. Maka turunkanlah hujan dari langit selebat-lebatnya.” * Imam Syafi’i rah.a. berkata, “Inilah sebaik-baik doa yang diucapkan oleh imam ketika shalat Istisqa.”
Shalat Sunnah Tasbih
- Keutamaannya adalah menghapus semua dosa-dosa yang awal dan yang akhir, yang lama dan yang baru, yang disengaja atau yang tidak disengaja, yang kecil maupun yang besar, dan yang terang-terangan maupun tersembunyi. (Abu Dawud, Ibnu Majah, Thabrani).
- Cara pelaksanaannya adalah setelah membaca Al-Fatihah dan surat, membaca:
15 kali... Lalu ruku’ membaca bacaan ruku’, kemudian membaca kalimat di atas sepuluh kali, setelah itu i’tidal dan membaca kalimat di atas sepuluh kali, lalu sujud membaca bacaan sujud dan ditambah bacaan kalimat di atas sepuluh kali, lalu duduk diantara dua sujud dan membaca kalimat di atas sepuluh kali, kemudian sujud lagi dan membacanya sepuluh kali, setelah itu sebelum berdiri duduk lagi sambil membaca kalimat di atas sebanyak sepuluh kali, sehingga jumlah tasbih yang dibaca dalam satu rakaat sebanyak 75 kali dan dilaksanakan empat rakaat. (Abu Dawud, Ibnu Majah).
- Dianjurkan jika tidak bisa mengerjakan shalat Tasbih setiap hari, maka hendaknya dilakukan seminggu sekali setiap hari Jum’at. Jika tidak bisa seminggu sekali, sebulan sekali. Jika tidak bisa sebulan sekali, setahun sekali. Dan jika itu pun tidak bisa, maka setidak-tidaknya dilakukan sekali dalam seumur hidup. (Abu Dawud, Ibnu Majah).
Shalat Sunnah Ayat (Shalat Ketika Terjadi Bencana).
- Shalat sunnah Ayat adalah shalat yang dikerjakan karena ada terjadi bencana, seperti gempa, banjir, dan lain sebagainya. (Baihaqi).
- Shalat Ayat dua rakaat dengan enam kali ruku’ dan empat kali sujud. (Ibnu Hibban). * Caranya sama dengan shalat Shubuh, hanya ada tambahan dua kali ruku’ dalam setiap rakaatnya. (Bulughul Marram).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar