MUQADDIMAH

Hamba yng dhaif ini menghaturkan puji syukur ke hadlirat Allah swt dengan pujian yang sangat tidak seimbang jika dibandingkan dengan pujian sebagaimana Allah sendiri memuji atas diri-Nya. Dan hamba ini memanjatkan sholawat serta salam ke atas junjungan Nabi Muhammad saw, dengan shalawat yang semoga dapat menyelamatkan pemanjatnya dari fitnah dunia dan fitnah api neraka.

Tiada henti dan tidak akan pernah berhenti pujian atas ke-Muliaan, ke-Hebatan dan ke-Agungan Allah swt yang keluar dari lisan-lisan hamba-hamba-Nya, kecuali ketika Allah memutuskan untuk menghancurkan alam semesta ini. Dan tiada tertandingi, serta tidak akan pernah pudar, kemuliaan Nabi kekasih Raja Diraja, Rasulullah saw, sehingga namanya senantiasa bersanding dengan nama Sang Maha Pencipta dalam lafazh yang agung “ Laa Ilaaha illaLLahu Muhammadarrasulullah”.

Sesungguhnya, manusialah yang sangat memerlukan ke-Agungan Allah dan kemuliaan Rasulullah saw. Tiada tempat bergantung yang paling layak kecuali kepada Allah, dan tiada teladan yang paling menyelamatkan kecuali teladan Rasulullah saw. Namun sayang, sangat sedikit di antara hamba-Nya yang menyadari akan hal itu.

Kelalaian dakwah, sepinya silaturahmi, surutnya amar ma’ruf nahi munkar, lemahnya usaha nasehat menasehati di antara orang-orang beriman, adalah benar-benar sumber kemerosotan iman yang menyebabkan ke-Agungan Allah dan Rasul-Nya terhalang dari hati-hati manusia, sehingga kecanggihan teknologi, limpahan harta, jabatan yang menggiurkan, telah berubah menjadi berhala-berhala yang dikejar dan disembah oleh sebagian besar umat manusia.

Akibatnya, mulailah Allah swt dipersekutukan, Rasulullah saw dilupakan, sunnah-sunnahnya disingkirkan, agama disepelekan, hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya diinjak-injak, kemungkaran telah tejadi di sana sini membabi buta, merajalela, menyusup dan memfitnah, yang akhirnya menggiring manusia ke arah kehinaan dan kesengsaraan yang amat dalam.

Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah, ketika orang-orang yang seharusnya merisaukan hal ini, justru sibuk memperebutkan kedudukan dan kekayaan. Mereka berdalih bahwa keadaan yang timbul pada saat ini, bukanlah disebabkan oleh penyakit iman, tetapi mereka berpendapat bahwa ekonomi, poltik, keamanan dan pendidikan adalah penyebab utama kemunduran ummat, sehingga menjadi agenda prioritas mereka dalam usaha perbaikan ummat ini.

Oleh sebab itu, berbahagialah orang yang menyibukkan diri dalam usaha atas iman, senantiasa berusaha memperbaiki ummat dari sisi iman dan amalnya, sebab itulah kunci utama segala penyelesaian. Dan beruntunglah orang yang sedia berkorban demi nasib akhiratnya ummat ini.

“………………………………………………………………………………………….”

Diktuip dari kata pengantarnya Abdurrahman Ahmad As Siburny

Senin, 24 Mei 2010

Bab Sholat Sunnah dan Adab-Adabnya- Bag 2

Shalat Sunnah Dhuha
- Shalat sunnah Dhuha yaitu shalat setelah terbit matahari sampai matahari tepat berada di atas kepala. (Bukhari, Muslim).
- Shalat Dhuha minimal dua rakaat, selebihnya boleh ditambah dengan jumlah genap. Dan dikerjakan dua rakaat-dua rakaat. (Muslim, Abu Dawud, Ahmad).

Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid
- Shalat sunnah Tahiyyatul masjid, yaitu shalat dua rakaat setiap masuk ke masjid sebelum duduk. (Bukhari, Muslim).
- Walaupun datang ketika imam sedang berkhutbah Jum’at, hendaknya tetap mengerjakan shalat dua rakaat terlebih dahulu. (Bukhari, Muslim). * Jangan dirikan shalat Tahiyatul Masjid, jika shalat fardhu telah iqamat

Shalat Sunnah Syukrul Wudhu
- Shalat sunnah Tahiyyatul wudhu atau Syukrul wudhu, yaitu shalat dua rakaat setelah selesai mengambil air wudhu. (Bukhari, Muslim).

Shalat Sunnah Malam atau Tahajjud
- Shalat sunnah Tahajjud disebut juga shalat malam ( qiyamul Lail ), karena dilakukan malam hari sampai waktu Shubuh. (Alquran).
- Sebelum tidur hendaknya berniat bangun Tahajjud. (Nasa’i, Ibnu Majah).
- Ketika bangun tidur, hilangkanlah kantuk dengan mengusapkan punggung tangan ke muka dan segera bersiwak. (Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah).
- Sebelum shalat Tahajjud, disunnahkan shalat dua rakaat terlebih dahulu sebagai pembuka shalat Tahajjud. (Muslim).
- Dianjurkan mengajak ahli keluarga bersama-sama shalat Tahajjud. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
- Rasulullah saw. biasa shalat Tahajjud tiga belas rakaat dengan Witir. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud). * yaitu dua rakaat-dua rakaat. (Ibnu Majah, Ahmad).
- Jangan shalat Tahajjud sehingga memberatkan shalat Shubuh pada pagi harinya. (Bukhari, Muslim). * Walau bagaimanapun, shalat Tahajjud adalah sunnah, sedangkan shalat Shubuh itu wajib. Jangan sampai karena Tahajjud terlalu melelahkan, shalat Shubuh jadi tertinggal atau mengantuk.
- Sebaiknya menghentikan shalat jika masih mengantuk karena mengakibatkan tidak tahu surat apa yang dibaca. Tidurlah kembali, dan lanjutkan bila sudah hilang kantuknya. (Muslim).
- Lebih baik sedikit beribadah namun berketerusan. (Bukhari, Muslim).
- Waktu yang terbaik untuk melaksankan shalat Tahajjud adalah pada sepertiga akhir malam. (Jamaah).
- Tidak boleh mengkhususkan hari Jum’at untuk shalat Tahajjud. (Muslim).

Shalat Sunnah Gerhana
- Shalat sunnah gerhana matahari (Kusuf) dan gerhana bulan (Khusuf), yaitu shalat ketika terjadi gerhana. Dilakukan sebanyak dua rakaat dengan empat kali sujud empat kali ruku’. (Bukhari).
- Kejadian gerhana adalah salah satu peringatan Allah kepada manusia agar manusia ingat akan hari Kiamat. (Bukhari, Ahmad).
- Caranya: Setelah membaca Al-Fatihah dan surat, kemudian ruku’ dan setelah kembali dari ruku’ membaca lagi surat, lalu ruku’ lagi, setelah itu i’tidal, terus sujud, dikerjakan seperti itu sebanyak dua rakaat, sehingga dalam dua rakaat ada empat kali ruku’ dan empat kali sujud. (Bukhari, Muslim).
- Sunnah membaca surat-surat panjang setelah Al-Fatihah. Bacaan pertama lebih panjang daripada yang kedua, yang kedua lebih panjang daripada yang ketiga, dan yang ketiga lebih panjang daripada yang terakhir. Dan disunnahkan memanjangkan ruku’ dan sujud. Dan disunnahkan membacanya dengan suara keras. (Bukhari, Muslim).
- Disunnahkan ada khutbah setelah shalat gerhana. Dan dianjurkan banyak bertakbir, beristighfar, bersedekah, dan berdoa. (Bukhari, Muslim).

Shalat Sunnah Isyraq
- Shalat sunnah dua rakaat sesaat setelah terbit matahari pada pagi hari. Biasa disebut dengan shalat Isyraq. (Tirmidzi).
- Barangsiapa shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir di tempat ia shalat hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat, maka pahalanya sama dengan ibadah haji dan umrah yang sempurna. (Tirmidzi).

Shalat Sunnah Awwabin
- Disebut dengan shalat ‘Nasyiatul Lail’ (shalat permulaan malam). (Nasa’i). Atau biasa juga disebut dengan shalat sunnah Awwabin, yang dikerjakan antara Maghrib dan Isya. (Abu Dawud, Tirmidzi).
- Shalat Awwabin boleh dikerjakan dua puluh rakaat, atau delapan rakaat, atau enam, minimal dua rakaat. (Al-Ghazali). * Dan Nabi saw. biasa shalat Awwabin enam rakaat; Dilakukan dua rakaat-dua rakaat. (Abu Dawud, Tirmidzi).
- Shalat Awwabin akan menghilangkan kesan perkataan-perkataan kotor pada siang harinya. (Imam Nawawi).

Shalat Sunnah Hari Raya
- Disunnahkan shalat hari Idul Fitri dan Idul Adha. (Bukhari, Muslim). * Dilakukan sebanyak dua rakaat. (Nasa’i).
- Tidak ada adzan dan iqamat pada shalat Ied. Dan tidak ada shalat qabliyah ataupun ba’diyah shalat Ied. (Bukhari, Muslim).
- Disunnahkan mendirikan khutbah setelah shalat hari Raya. (Bukhari, Muslim). * Yaitu dua khutbah yang dipisah oleh duduk sejenak. (Asy-Syafi’i). * Dianjurkan khutbah dimulai dengan sembilan takbir pada khutbah pertama dan tujuh takbir pada khutbah kedua. (Baihaqi).
- Shalat hari Raya boleh diadakan di lapangan atau di masjid. Asalkan lebih banyak memuat jamaah shalat.
- Cara shalat hari Raya : Pertama bertakbir tujuh kali di rakaat pertama, kemudian membaca Al-Fatihah lalu membaca surat. Kemudian ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, sujud kembali, kemudian berdiri, bertakbir lima kali dan membaca Al-Fatihah, membaca surat, dan seterusnya sama dengan rakaat pertama hingga salam. (Ahmad, Ibnu Majah, Abu Dawud).
- Disunnahkan di antara setiap takbir membaca:
Artinya: “Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.” (Ahmad, As-Syafi’i).
- Dianjurkan agar para gadis, wanita-wanita haidh pun diikutkan ke medan shalat Ied agar mereka ikut bertakbir dan berdoa. (Bukhari, Muslim). * Wanita yang tidak punya jilbab, agar dipinjami jilbab.
- Disunnahkan bertakbir ramai-ramai pada hari Raya. (Bukhari). * Takbir untuk hari Raya Idul Fitri hingga Ashar hari Ied. Dan takbir pada hari Raya Adha, dari hari Arafah Shubuh hingga Ashar hari akhir Tasrik. (Hakim).


1 komentar:

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

You are moslem, aren't U? You must be familiar with kalimah Laa ilaaha Illallohu Muhammadur Rasuulullah. It's mean that There is no God except of Allah Ta'ala and Muhammad is the Messenger of Allah. But Have U known what the really means of Muhammadur Rasuulullah?? It's meant that you must follow all of his sunnah. All aspects of your life should stand on sunnah. Sunnah is all kind of what u must do, what U must think, U wear, your daily style, etc. So, this blog, with all of my weakness, try to share with U, about sunnah based lifestyle. Fully sorry, at present, temporaly presented in Bahasa Indonesia. InsyaAllah, in the future, will be presented in English. Have a nice reading.

Aa Gunt

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP